الْحَمْدُ ِللهِ الَّذِى شَرَّفَ الْمُؤْمِنِيْنَ بِتَشْرِيْفِ نُوْرِ الإِيْمَانِ. وَعَدَهُمْ بِدُخُوْلِ دَارِ الْجِنَانِ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ الْمُنْعِمُ الْمنَّانُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْمَبْعُوْثُ إِلَى كَآفَّةِ الإِنْسِ وَالْجَانِّ. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى هَذَا النَّبِى الْكَرِيْمِ وَالرَّسُوْلِ الْعَظِيْمِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ أَشْرَفِ وَلَدِ عَدْنَانَ. وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ ذَوِى السِّيَادَةِ وَالْعِرْفَانِ. أَمَّا بَعْدُ. فَيَا عِبَادَ اللهِ: أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِى بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ.

 

مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ

Setiap diri kita tentu menginginkan menjadi seorang muslim yang nilai keimanannya diakui oleh Allah SWT. Bahkan lebih dari itu, kita semua juga sangat berkeinginan mendapatkan derajat yang tinggi disisi Allah SWT. Dan untuk mencapai semua itu, marilah kita renungkan salah satu firman Allah dalam Al Qur’an surat At Taubaah 20

الذين ءامنوا وهاجروا وجاهدوا في سبيل الله بأموالهم وأنفسهم أعظمُ درجة عند الله. وأولئك هم الفائزون

“Orang-orang yang beriman, berhijroh dan berjihad

di jalan Allah baik dengan harta maupun jiwanya, mereka itu lebih tinggi derajatnya disisi Allah dan merekalah orang-orang yang mendapat kemenangan”.

مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ

Ayat tadi menerangkan dengan jelas bahwa apabila kita menginginkan derajat yang lebih tinggi disisi Allah, maka sekurang-kurangnya ada tiga hal yang harus kita miliki yaitu:

 

Pertama : Memiliki keimanan yang benar dan sungguh-sungguh, artinya keimanannya harus teguh dan kuat membaja. Keimanannya merupakan harga mati, yang tak bisa ditawar-tawar lagi. Ibarat kata: “Badan boleh saja hancur binasa, tapi keimanan harus tetap terpateri dalam jiwa”. Modal dasar keimanan seperti ini harus kita miliki, sebab tidak sedikit orang yang mengaku dirinya beriman, tapi eksistensi keimananya belum atau bahkan tidak diakui oleh Allah SWT. Sebagaimana firman-Nya dalam Al Qur’an surat Al Baqoroh ayat 8

ومن الناس من يقول ءامن بالله وباليوم الآخر وماهم بمؤمنين.

“Diantara manusia, ada orang-orang yang mengatakan kami beriman kepada Allah dan hari Akhir, padahal mereka bukanlah orang –orang yang beriman”.

مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ

Kedua    : Berhijroh, yakni melakukan hijroh dalam pengertian meninggalkan hal-hal yang dilarang Allah dan Rosul-Nya, sebagaimana dinyatakan dalam suatu hadits.

الْمُهَاجِرُ مَنْ هَاجَرَ مَا نَهَى اللهُ عَنْهُ

"Orang yang hijroh adalah orang-orang yang meninggalkan apap-apa yang dilarang Allah". 

Iman dan hijroh ini sangat erat sekali kaitannya. Bila seseorang ingin dikatakan sebagai orang yang benar-benar keimanannya, maka ia harus meninggalkan hal-hal yang haram dan batil, kepada hal-hal halal dan haq. Meninggalkan yang buruk dan mafsadat, kepada hal-hal yang baik dan maslahat.

Ketiga   : Berjihad di jalan Allah artinya berjuang menegakkan nilai-nilai ajaran Islam dalam kehidupan pribadinya maupun dalam bermasyarakat. Untuk berjuang seorang muslim harus terlebih dahulu berjihad terhadap dirinya sendiri dalam arti jihad melawan hawa nafsunya.

Rosululloh bersabda:

الْمُجَاهِدُ مَنْ جَاهَدَ نَفْسَهُ فِى طَاعَةِ اللهِ وَالرَّسُوْلِ

"Orang yang berjihad adalah orang yang menundukkan hawa nafsunya untuk mentaati Allah dan Rosul-Nya".

مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ

Berjihad atau berjuang melawan hawa nafsu lebih sulit dari pada berjuang melawan musuh yang nyata yang tangguh sekalipun. Oleh sebab itu, berjihad melawan hawa nafsu dikatakan jihadul Akbar atau perjuangan besar. Seseorang tidak akan berhasil memenangkan jihad melawan musuh yang nyata, bilamana tidak bisa mengalahkan hawa nafsunya lebih dahulu. Yang jelas, jihad adalah merupakan puncak amaliah Islam, yang dalam pelaksanaannya membutuhkan pegorbanan, baik harta maupun jiwa sekalipun.

Demikianlah, mudah-mudahan rahmat Allah senantiasa menaungi hidup kita, hingga kita berbahagia Fiddini Wad-Dunya Wal Akhiroh. Amin.

 

أًعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. انْفِرُوا خِفَافًا وَثِقَالاً وَجَاهِدُوا بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِكُمْ فِى سَبِيْلِ اللهِ. ذَلِكَ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ. بَارَكَ اللهُ لِى وَلَكُمْ فِى الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِى وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّى وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِى هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِى وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.


Khutbah ini ditulis oleh

USTADZ M. CHAIDAR HASAN (Ketua MWC NU Bojong Kab. Pekalongan)


BACA JUGA KHUTBAH JUMAT LAINNYA :

KHUTBAH JUMAT : HASUT IRI HATI ATAU DENGKI

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama