ألله ُ أَكْـبَـرُ ...x)  ٧(  كَـبِـيْـرًا وَّالْحَـمْــدُ للهِ كَـثيْــرًا وَّسُـبْـحَــانَ اللهِ بُـكْـرَةً وَّأَصِـيْـلًا لَا إِلَــهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْــبَــرُ أَللهُ أَكْــبَـرُ وَللهِ الْحَــمْـدُ.  الْحَـمْــدُ للهِ الَّـذِيْ صَـدَقَ وَعْـدَه وَنَـصَـرَ عَـبْـدَه وَأَعَـزَّ جُـنْـدَهُ وَهَـزَمَ الْأَحْـزَابَ وَحْـدَه . أَشْــهَــدُ أَنْ لَا إِلَــهَ إِلَّا اللهُ وَحْــدَهُ لَا شَـرِيْكَ لَــهُ وَأَشْـهَــدُ أَنَّ مُحَمَّــدًا عَــبْـدُهُ وَرَسُـوْلُـهُ لَانَـبِـيَّ وَلَارَسُـوْلَ بَـعْـدَه . أَللَّـهُـمَّ صَـلِّ وَسَـلِّـمْ عَـلَى سَـيِّــدِنَـا مُحَمَّـدٍ خَـيْـرِ خَـلْـقِ الله  وَعَـلَى أَلِــهِ وَصَـحْـبِــهِ وَمَـنْ تَـبِعَ هُـدَاه. أَمَّـابَـعْـدَه

فَـيَـاأَيُّـهَـا الْحَــاضِـرُوْنَ وَالْحَـاضِـرَاتُ أُوْصِـيْـكُمْ وَإِيَّـايَ بِـتَــقْـوَى اللهِ. إِتَّــقُـوْا اللهَ حَــقَّ تُـقَــاتِــهِ وَلَا تَمُــوْتُـنَّ إِلَّا وَأَنْــتُـمْ مُّـسْـلِـمُـوْنَ . وَاعْــلَـمُـوْا أَنَّ هَــذَا الْـيَـوْمَ يَــوْمٌ عَـظِـيْمٌ وَعِـيْــدٌ كَـرِيْـمٌ. خَـتَـمَ اللهُ بِــهِ  شَـهْـرَ الصِّـيَـامِ وَأَحَلَّ لَكُمْ فِـيْــهِ الطَّـعَــامَ. عَـظَّـمَ اللهُ حُـرْمَــتَـهُ وَبَــسَـطَ فِـيْـهِ رَحْـمَـتَـهُ.  أَللهُ أَكْـبَـرُ........ x )٣(    فَـقَـدْ قَـالَ اللهُ تَـعَـالَـى فِـيْ كِتَــابِـهِ الْـكَـرِيْـمِ : يُـرِيْـدُ اللهُ بِـكُـمُ الْـيُـسْـرَ وَلَايُـرِيْـدُ بِـكُـمُ الْـعُـسْـرَ وَلِـتُكْـمِـلُوْا الْـعِـدَّةَ وَلِـتُكَـبِّـرُوا اللهَ عَلَـى مَـاهَـدَاكُـمْ وَلَعَـلَّكُمْ تَـشْـكُرُوْنَ

Hadirin wal Hadirat jamaah salat idul fitri yang dimuliakan Allah,

Puji syukur kita haturkan kehadirat Allah Swt biqoulina Alhamdulillaahirobbil ‘aalamin, karena pada hari yang agung dan mulia ini, Allah masih melimpahkan rahmat dan nikmat-Nya sehingga kita dapat menjalankan shalat sunah Idul Fitri dengan tertib dan lancar. Oleh karena itu,  sudah sepatutnya kita wujudkan rasa syukur tersebut dengan meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah Swt, dengan menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya.

أَللهُ أَكْـبَـرُ........x ) ۳ (وَللهِ الْحَـمْـــدُ

Hadirin wal hadirat jamaah salat idul fitri yang berbahagia,

Baru saja kita ditinggalkan oleh bulan suci Ramadhan, sebuah bulan mulia bagi umat Islam yang di dalamnya penuh dengan rahmat, barokah dan ampunan. Allah Swt memberikan peluang selama 1 bulan penuh bagi umat Islam untuk berbenah diri menjadi pribadi-pribadi yang bertaqwa. Kualitas keimanan manusia yang cenderung fluktiatif atau pasang surut, selama bulan suci Ramadhan digembleng dengan konsep imsak / pengendalian diri. Di bulan Ramadhan, kita diberi kesempatan  untuk melatih dan  membangun Rohani   dengan lebih banyak melakukan aktifitas ibadah, sedangkan sisi jasmani kita dilemahkan dengan menahan diri dari makan, minum dan  berhubungan badan.

Dengan sifat welas asih Allah Swt,  selama bulan Ramadhan, bobot amal ibadah dilipatgandakan lebih banyak dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya. Ibadah sunah dinilai setara dengan ibadah wajib, sedangkan ibadah wajib dinilai 70 kali lipat. Selain itu, tobat kita, istighfar kita, dan doa-doa kita, semuanya diterima dan dikabulkanoelh Allah Swt. Bahkan  Allah telah menciptakan suasana yang begitu kondusif dengan membelenggu setan, membuka pintu surga dan menutup pintu neraka agar kita  lebih khusyu’ dan khidmat dalam menjalankan ibadah puasa. Hal yang paling luar biasa adalah: dalam 1 bulan ini, Allah memberikan bonus berupa lailatul qodar yang nilainya lebih utama daripada 1000 bulan (83 Tahun 4 bulan).

Oleh karena itu, sangatlah merugi jika selama bulan suci Ramadhan, kita  tidak mendapatkan rahmat dan ampunan dari Allah Swt, ibarat seseorang yang melakukan  tendangan pinalti ke arah gawang dengan jarak yang dekat dan tidak dijaga oleh keeper bahkan tidak ada 1 orang lawanpun, namun tendangan itu meleset dan tidak masuk. Malaikat  Jibril a.s. pernah berpesan kepada Rasulillah Saw:

رَغِـمَ أَنْـفُ عَـبْـدٍ دَخَـلَ عَـلَيْـهِ رَمَـضَـانُ فَـلَـمْ يُـغْـفَـرْ لَـهُ

Celakalah seorang hamba  yang menjumpai bulan Ramadhan namun tidak diampuni dosa-dosanya.” (HR. Tirmidzi)

أَللهُ أَكْـبَـرُ........x ) ۳ (وَللهِ الْحَـمْـــدُ

Hadirin wal hadirat jamaah salat idul fitri alaikum bitaqwallah,

Pelajaran yang berharga dari ibadah puasa selama bulan suci Ramadhan adalah konsep imsak atau pengendalian diri. Sejak awal diciptakan, manusia dibekali dua potensi sekaligus yakni potensi buruk dan potensi baik, bahkan potensi buruk manusia lebih dulu disampaikan oleh Allah daripada potensi baik sebagaimana firman Allah : فَـأَلْـهَـمَـهَـا فُـجُـوْرَهَـا وَتَـقْـوَاهَـا

 Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa manusia  sifat kejelekan dan ketakwaan” (QS. Asy-Syams: 8)

Dengan berpuasa, manusia dilatih untuk mengendalikan nafsunya yang cenderung kepada kejelekan dan mengarahkannya kepada kebaikan. Namun semua itu tidak ada artinya, jika di saat Ramadhan berakhir, kita menyambut idul fitri dengan melepas kendali diri layaknya  binatang buas yang baru keluar dari jeratan kandang lalu membabi buta memangsa apapun. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan dari Wahab Bin Munabbih : Rasulillah Saw bersabda:

إِنَّ إِبْـلِيْـسَ عَـلَيْـهِ اللَّـعْـنَـةُ يَـصِـيْحُ فِي كُـلِّ يَـوْمِ عِـيْـدٍ فَـيَـجْـتَـمِـعُ أَهْـلُـهُ فَـيَـقُـوْلُـوْنَ يَـاسَـيِّـدَنَـا مَـنْ أَغْـضَـبَـكَ إِنَّـا نَـكْسِـرُهُ, فَـيَـقُـوْلُ لاَشَـيْءَ وَلَكِـنْ اللهُ تَـعَـالَى قَـدْ غَـفَـرَ لِـهَـذِهِ الْأُمَّـةِ فِـي هَـذَا الْـيَـوْمِ فَـعَـلَـيْكُمْ أَنْ تُـشْـغِـلُـوْهُـمْ بِاللَّـذَاتِ وَالـشَّـهَوَاتِ وَشُـرْبِ الْخَـمْـرِ حَـتَّـى يَـبْـغَـضَـهُمُ اللهَ

Sesungguhnya Iblis yang terlaknat menjerit di setiap hari raya. Kemudian keluarga iblis itu berkumpul di sekelilingnya dan bertanya:" Wahai tuanku, siapa yang membuatmu marah, sungguh kami akan mengancurkannya?” Iblis menjawab: “ Tiada suatu apapun, hanya saja Allah telah mengampuni umat Muhammad  di hari raya ini, maka sibukkanlah mereka dengan berbagai kelezatan makanan, pelampiasan syahwat dan minuman keras agar Allah kembali murka kepada mereka.

Al-Marhum Al-Magfur lahu Habib Salim As-Satiri, seorang ulama dari  Hadromaut Yaman pernah menyampaikan petuah: “Barang siapa beribadah kepada Allah hanya karena bulan Ramandhan, maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Ramadhan telah berakhir. Namun barang siapa beribadah kepada Allah hanya karena Allah,  maka  sesungguhnya Allah selalu hidup dan tak akan pernah mati.” Beliau berpesam agar kita sadar bahwa Ramadhan bukanlah Tuhan yang kita sembah, melainkan hanyalah wasilah atau media yang penuh dengan kemuliaan untuk beribadah kepada Allah. Oleh karena itu, sudah sepatutnya kita pertahankan spirit/semangat Ramadhan pada bulan-bulan berikutnya.

أَللهُ أَكْـبَـرُ........x ) ۳ (وَللهِ الْحَـمْـــدُ

Sidang Idul Fitri yang dimuliakan Allah

Ibadah puasa Ramadhan juga menyisakan hikmah ijtima’iyyah, yakni hikmah sosial. Dengan merasakan lapar dan haus. Kecerdasan sosial manusia distimulasi dan dilatih agar semakin peka untuk peduli terhadap sesama terutama terhadap kalangan dlu’afa. Kesalehan ritual seperti shalat, tadarrus, dzikir dan lain sebagainya tidak ada artinya jika tidak diiringi dengan kesalehan sosial. Bahkan Rasulullah Saw pernah menyampaikan bahwa orang yang muflis/bangkrut adalah orang yang kelak di hari kiamat membawa bergunung-gunung pahala ibadah ritual, namun karena tidak memiliki kesalehan sosial, pahala yang ia kumpulkan selama hidup di dunia habis ditagih dan dituntut oleh orang-orang yang pernah ia zholimi. Dalam kitab Bughyatul Mustarsyidin, Imam Jalaluddin As-Suyuthi pernah menyampaikan tingkatan pahala bersedakah :

إِنَّ ثَـوَابَ الـصَّـدَقَـةِ خَـمْـسَـةُ أَنْـوَاعٍ : وَاحِــدَةٌ بِـعَـشْرَةٍ وَهِـيَ عَـلَى صَـحِـيْـحِ الْـجِـسْـمِ . وَوَاحِــدَةٌ بِـتِـسْـعِـيْـنَ وَهِـيَ عَـلَى الْأَعْـمَى وَالْـمُـبْـتَـلَى . وَوَاحِــدَةٌ بِـتِـسْـعِ مِــائَــةٍ وَهِـي عَـلَى ذِيْ قَـرَابِــةٍ مُـحْـتَــاجٍ . وَوَاحِــدَةٌ بِـمِــائَـةِ أَلْـــفٍ وَهِـيَ عَـلَى الْأَبَـوَيْــنِ . وَوَاحِـدَةٌ بِـتِــسْـع مِــائَـةِ أَلْــفٍ وَهِـيَ عَـلَى عَـالِـمٍ أَوْ فَـقِـيْـــهٍ

"Sesungguhnya pahala sedekah terdapat 5 tingkatan:

1.    Pahala sedekah yang dilipatgandakan 10 kali lipat, yakni sedekah kepada orang yang sehat jasmaninya;

2.    Pahala sedekah yang dilipatgandakan 90 kali lipat, yakni sedekah kepada orang yang buta/ tertimpa musibah;

3.    Pahala sedekah yang dilipatgandakan 900 kali lipat, yakni sedekah kepada kerabat yang membutuhkan;

4.    Pahala sedekah yang dilipatgandakan 100.000 kali lipat, yakni sedekah kepada kedua orang tua; dan

5.    Pahala sedekah yang dilipatgandakan 900.000 kali lipat, yakni sedekah kepada orang alim atau ahli fikih”

Dari keterangan ini, dapat kita pahami arti bahwa betapa pentingnya berbagai kepada sesama terutama kepada  kerabat yang membutuhkan. Fakta ironis yang sering muncul adalah banyak sekali orang yang bersedakah kesana dan kemari, namun keluarga dan kerabatnya sendiri: orang tuanya, saudaranya, kakek dan neneknya, paman dan bibinya, keponakannya, sepupunya dan lain sebaginya justru kurang diperhatikan.  Padahal sedekah kepada sanak famili yang membutuhkan akan mendapatkan 2 pahala sekaligus, yakni pahala sedekah dan pahala silaturrahim. Diriwayatkan dari  Salman bin Amir, Rasulullah Saw bersabda:

إِنَّ الـصَّـدَقَةَ عَـلَى الْـمِسْـكِيْنِ صَـدَقَـةٌ وَعَـلَى ذِي الـرَّحِـمِ اثْـنَـتَـانِ صَـدَقَـةٌ وَصِـلَـةٌ

 Sesungguhnya sedekah kepada orang miskin pahalanya satu sedekah, sedangkan sedekah kepada kerabat  pahalanya dua, yakni pahala sedekah dan pahala silaturahim.” (HR. An-Nasa’i)

Dari pemahaman inilah, agenda halal bi halal yang telah menjadi budaya khas Indonesia, seyogyanya tidak hanya difungsikan untuk saling berkunjung dan saling memaafkan saja, namun lebih dari itu, silaturahim maupun halal bi halal, kita jadikan washilah/media untuk memerhatikan dan membatu sanak famili kita yang membutuhkan uluran pertolongan.

 

Hadirin wal hadirat ‘alaikum bitaqwallah,

Demikianlah khutbah yang dapat kami sampaikan. Semoga Allah Swt memberikan pertolongan kepada kita semua, sehingga kita dipertemukan kembali dengan bulan suci Ramadhan pada tahun berikutnya. Semoga Allah menerima ibadah puasa kita sehingga kita benar-benar menjadi orang yang meningkat kualitas ketakwaannya, kembali kepada kesucian dan tergolong sebagai umat yang beruntung dunia dan akhirat. Aamiin.

تَـقَـبَّـلَ اللهُ مِنَّـا وَمِـنْكُـمْ صِـيَـامَـنَـا وَصِـيَـامَكُمْ جَـعَـلَنَـا اللهُ مِنَ الْعَــائِـدِيْـنَ الْـفَـائِـزِيْنَ والْـمَـقْبُـوْلِـيْـنَ وَأَدْخَـلَـنَـا اللهُ فِـي جَـنَّـةٍ النَّـعـيْـمِ أَقُـوْلُ قَـوْلِيْ هَـذَا أَسْتَـغْـفِـرُ اللهَ الْعَـظِـيْـمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَــائِـرِالْمُـسْـلِمِيْنَ وَالْمُـسْـلِمَـاتِ وَالْمُـؤْمِـنِـيْـنَ وَالْمُـؤْمِـنَـاتِ فَـاسْـتَـغْـفِـرُوْا إِنَّــهُ هُـوَ الْغَـفُـوْرُ الـرَّحِـيْـمُ.

 

(KHUTBAH KEDUA)

 

ألله ُ أَكْـبَـرُ ...x)  ٧(  كَـبِـيْـرًا وَّالْحَـمْــدُ للهِ كَـثيْــرًا وَّسُـبْـحَــانَ اللهِ بُـكْـرَةً وَّأَصِـيْـلًا لَا إِلَــهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْــبَــرُ أَللهُ أَكْــبَـرُ وَللهِ الْحَــمْـدُ.

الْـحَـمْــدُ للهِ أَعَــادَ وَكَــرَّرَ أَحْـمَــدُهُ سُبْـحَـانَ وَتَعَـالَى أَنْ خَـلَـقَ وَصَـوَّرَ  .أَشْــهَــدُ أَنْ لَا إِلَــهَ إِلَّا اللهُ وَحْــدَهُ لَا شَـرِيْكَ لَــهُ شَـهَـادَةً يَـثْـقَـلُ بِـهَــا الْـمِـيْـزَانُ فِي الْـمَـحْـشَـرِ.  وَأَشْـهَــدُ أَنَّ مُحَمَّــدًا عَــبْـدُهُ وَرَسُـوْلُـهُ صَــاحِـبِ الْمُـعْـجِـزَاتِ بِـشَـقِّ الْـقَـمَـرِ.

أَللَّـهُـمَّ صَـلِّ  عَـلَى سَـيِّــدِنَـا مُحَمَّـدٍ وَعَـلَى أَلِــهِ وَصَـحْـبِــهِ وَسَـلِّمْ تَـسْلِـيْمًـا كَـثِـيْـرًا

أَمَّا بَعْـدُ فَيَا أَيُّهَاالْحَاضِـرُوْنَ وَالْحَـاضِـرَاتُ  اتَّـقُوا اللهَ حَقَّ تُقَـاتِهِ فَقَـدْ فَازَ الْمُتَّقُــونَ . وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ تَعَالَى أَمَرَكُـْم بَـدَأَ فِيْـهِ بِنَفْسِـهِ وَثَنَّى بِالْمَـلَائِكَةِ الْمُسَبِّحَةِ لِقُـدْسِهِ وَلَمْ يَـزَلْ قَـائِلًا عَلِيْـمًا  إِنَّ اللهَ وَمَلَائِـكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِي  يَاأَيُّـهَا الَّذِيْنَ أَمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. أَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّـدِنَـا محمد وَ عَلَى أَلِ سَيِّـدِنَـا محمد.  كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبرَاهِيْـمَ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْـمَ فِي الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَّجِيْدٌ. وَارْضَ  عَنْ أَصْحَابِ رَسُـوْلِ اللهِ أَجْمَعِـيْنَ أَبِي بَكْرٍ وَّعُمَـَر وَعُثْمَانَ وَعَلِي وَعَنْ سِـَّتةٍ الْمُتَمِّمَاتِ لِلْعَشَرَةِ الْكِــرَامِ  وَعَنَّا مَعَهُمْ بِـرَحْمَتِـكَ يَـا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْـنَ.

أَللَّـهُمَّ اغْفِــرْ لِلْمُسْـلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ  وَالْمُؤْمِنِيْنَ  وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْـهُمْ وَالْأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَـرِيْبٌ مُجِيْبُ الـدَّعَـوَاتِ   وَغَـافِرُ الـذُّنُوْبِ وَالْخَطِيْئَاتِ. اللَّـهُمَّ أَعِـزَّ الْإِسْلَامَ وَالْمُسْلِمِيْنَ. وَأَهْلِكِ الْكَـفَرَةَ وَالْمُشْرِكِـيْنَ وَأَعْلِ كَلِمَـتَكَ إِلَى يَوْمِ الـدِّيْنِ.  أَللَّهُمَّ ءَامِنَّـا فِي دُوْرِنَا وَأَصْلِحْ وُلَاةَ  أُمُـوْرِنَا  وَاجْعَلِ اللَّـهُمَّ وِلَايَتَنَا فِيْـمَنْ  خَافَكَ  وَتَقَـاكَ وَتَجْـرِيْ فِيْهَا أَحْكَامُكَ وَسُنَّةُ رَسُـوْلِكَ. أَللُّـهُـمَّ اكْـشِــفْ عَـنَّـا الْـغَـلَاءَ  وَالْـبَـلَاءَ وَالْـوَبَـاءَ  وَالـطَّـاعُـوْنَ وَالْأَمْـرَاضَ وَسَـيِّــئَــةَ الْأَسْـقَــامِ وَالـشَّـدَائِـدَ وَالْـمِـحَـنَ مَـا ظَـهَــرَ مِـنْـهَـا وَمَـا بَـطَـنْ مِـنْ بَـلَـدِنَــا (إِنْـدُوْنِيِـْسِـيَـا) هـذَا خَـاصَّــةً  وَمِـنْ بُـلْـدَانِ الْـمُـسْـلِـمِـيْـنَ عَـامَّــةً  إِنَّـكَ عَـلَـى كُـلِّ شَـيْءٍ قَـدِيْـرٌ . أللَّـهُـمَّ سَـلِّـمْـنَــا وَالْـمُـسْـلِـمِـيْـنَ  وَعَـافِـنَـا وَالْـمُـسْـلِـمِـيْـنَ  مِـنْ أفَـاتِ الـدُّنْـيَـا وَعَـذَابِ الْأخِـرَةِ رَبَّنَا أتِنَا فِي الـدُّنْيَا حَسَنَةً  وَفِي الْأخِـرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَـذَابَ النَّارِ. عِبَادَ اللهِ اتَّـقُوا اللهَ   وَاذْكُرُوااللهَ   وَلَذِكـْرُ اللهِ أَكْبَـرُ. 


Khutbah Oleh : Ust. Hadi Wibowo 

 

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama