Khutbah Pertama
الحمد لله على نعامه وفضله الذي أمرنا بشكره والإستعانة على طاعته. أشهد
أن لا اله الا الله وحده لا شريك له وأشهد
أن محمدا عبده ورسوله. أللهم صل وسلم على
خير خلقه سيدنا ومولـنــا محــمد وعلى أله وأصحــابه صلاة وسلامـا دائميـن متـلازمـين
إلى يوم لـقــائـه. أمــا بـعـد فيــا
عبــاد الله أوصيـكم وإيـاي بتـقوى
الله ولا تمـوتن إلا وأنتـم مســلمــون.
قـال الله تـعــالى في القــرءان الـكريـم ...
يـاأيـها الـذين أمنوا اتقــوا الله حـق تـقـاته ولا تمـوتن إلا وأنتم
مسـلمـون.
Marilah
kita senantiasa istiqomah menjaga dan
meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah dengan sekuat tenaga menjalankan
perintah-perintah-Nya dan menjauhi segala Larangan-Nya. Karena ketakwaan
semacam ini, hanya berlaku di dunia dan selagi kita masih hidup. Di akhirat
kelak sudah tidak ada lagi tuntutan-tuntutan kewajiban, tidak ada lagi salat,
zakat, puasa, haji, sodaqoh dan sebagainya. Begitu pula sudah tidak ada lagi
larangan-larangan. Akhirat adalah tempat di mana kita menikmati hasil perbuatan
kita. Orang yang beruntung karena mampu
menahan diri menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi segala
larangan-Nya, akan menerima derajat yang terhormat di surga lengkap dengan
segala fasilitasnya. Dan sebaliknya, orang yang lalai, orang yang sembrono
karena menyia-nyiakan kesempatan hidupnya dengan berkhianat kepada Allah
melalui segala bentuk penyelewengan dan kemaksiatan, dia akan menerima hasil
karyanya sendiri berupa siksa yang amat
pedih.
Pada
hari ini, di negara kita dan beberapa wilayah
di muka bumi ini mengalami sebuah fenomena alam, yakni gerhana matahari.
Kita tidak perlu larut dalam kepanikan atau kekhawatiran apalagi sampai muncul
prasangka buruk akan terjadi sesuatu yang buruk pada diri kita sebagaimana
mitos-mitos yang terjadi di berbagai masyarakat. Rasulullah Saw telah
menegaskan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan dari Mughiroh bin Syu’bah:
إِنَّ
الـشَّـمْـسَ وَالْـقَـمَـرَ أيَـتَــانِ مِنْ أيَــاتِ اللهِ.
لَايَـنْـكَـسِـفَـانِ لِمَـوْتِ أَحَــدٍ وَلَا لِحَــيَـاتِــهِ. فَـإِذَا
رَأَيْـتُـمُوْاهَـا فَـادْعُـوْا
اللهَ وَصَـلُّـوْا حَـتَّـى يَـنْـجَـلِـيَ
“Sesungguhnya
matahari dan bulan adalah dua pertanda dari beberapa tanda kekuasaan Allah.
Kedunya sirna (gerhana) bukan karena pertanda atas kematian atau lahirnya
seseorang. Ketika kalian melihat gerhana, maka berdoalah kepada Allah dan
kerjakan shalat hingga nampak kembali”
Berdasarkan uraian hadis
tersebut, para fuqoha telah merumuskan kesunahan menjalankan solat gerhana,
baik gerhana matahari (Kusuf) sebagaimana yang kita kerjakan bersama-sama pada
pagi hari ini, maupun shalat gerhana bulan (Khusuf).
Melalui fenomena alam
tersebut, Allah hendak menunjukkan salah satu tanda kebesaran dan kekuaasan-Nya
kepada kita, agar kita semakin tunduk kepada-Nya, semakin memiliki rasa
ketakwaan/rasa takut kepada-Nya. Justru respon yang semestinya kita lakukan
dalam momen ini adalah bermuhasabah, yakni introspeksi diri, seberapa takwakah
kita kepada Allah? Seberapa tundukkah kita kepada Allah?
Mewujudkan
ketakwaan kepada Allah Swt
bukanlah hal yang mudah, namun paling tidak, untuk menanamkan rasa takut
kepada Allah ini dapat kita upayakan dengan dua cara, yakni melalui ilmu dan
amal.
1. Ilmu
Seseorang yang tidak mengenal dirinya sendiri, maka dia juga tidak
akan mengenal siapa Tuhannya dan tidak mengetahui kewajiban dirinya terhadap
Tuhannya. Oleh karena itu, kita harus kenali diri kita sendiri, kita harus
tahu status kita di hadapan Allah Swt.
dengan demikian , kita akan tahu apa
tugas dan kewajiban kita terhadap Allah..
Di antara
sekian makhluk, hanya manusia yang dikaruniai akal dan hati nurani sebagai
investasi/ modal untuk beradaptasi dengan alam
dan memberdayakan potensi alam
untuk kelangsungan hidupnya. Manusia juga diberikan mandat menduduki jabatan
tertinggi sebagai khalifah/ pengganti Allah untuk memelihara kehidupan dunia.
Selain itu, Allah masih menunjukkan sifat kasih sayangNya kepada kita dengan
melengkapi segala kedudukan dan
fasilitas tersebut dengan menurunkan syariat berupa agama Islam melalui
al-Quran yang diamanahkan kepada RasulNya, agar
kita tahu bagaimana cara kita
berterimakasih kepada Allah atas segala nikmat yang diberikan, agar kita tahu
apa saja yang dihalalkan dan haramkan olehNya , agar kita tahu apa saja yang
menjadi kewajiban kita terhadap Allah, terhadap sesama dan terhadap alam
semesta. Namun banyak manusia yang lalai karena terbuai oleh segala fasilitas
tersebut, bahkan lebih parah lagi, manusia telah menduakan Allah dengan
menyembah berhala-berhala kuno seperti pusaka, pohon keramat, perdukunan, atau
berhala-berhala modern seperti harta dan
jabatan. Hingga Allah mengingatkan kita dalam Q.S Ar-Rahman dan diulang-ulang
sebanyak 31 kali
فَـبِأي ألَآءِ
رَبِّـكُمَــا تُـكَـــذِّ بَـان
“Maka,
nikmat Tuhan kalian yang manakah
yang kalian dustakan?”
2. Amal
Tidak hanya dengan ilmu, kita dapat mengupayakan ketakwaan kepada
Allah dengan amal nyata, yakni dengan beramal salih baik dalam wujud ibadah,
bermasyarakat maupun bermuamalah.
Barangkali, ini merupakan hikmah mengapa Allah dalam setiap firmanNya,
selalu merangkaikan lafad iman dengan amal salih sebagaimana dalam surat
Al-Ashr :
وَالْعَــصْـرِ إِنَّ الْإِنْسَــانَ لَفِي خُـسْـرٍ إلّاَ
الَّـذِيْـنَ أَمَـنُـوْا وَعَمِـلُـوا
الصَّـالِحَـاتِ.
“Demi masa, sesungguhnya manusia berada dalam kerugian kecuali
orang-orang yang berian dan beramal salih” (Q.S. Al-Ashr : 1-3)
Perbuatan baik yang kita tebarkan baik kepada Allah, kepada sesama
manusia maupun kepada alam semesta pada hakikatnya sama dengan berbuat baik
terhadap diri kita sendiri karena balasannya berupa pahala dan surga, kita
sendiri yang akan merasakannya. Sebaliknya, setiap kedzaliman dan kecurangan
yang kita lakukan baik dalam beribadah, dalam bergaul maupun bekerja, itu
artinya sama dengan mendzalimi dan mencurangi diri kita sendiri karena
balasannya berupa siksa neraka, kita sendiri yang akan merasakannya.
Langkah selanjutnya adalah
berhati-hati dan selektif dalam memilih pergaulan. Musuh abadi kita,
yakni syaitan tidak hanya berwujud makhluk gaib namun ada pula yang menjelma
sebagai manusia. Ibarat virus, karakter buruk seseorang sangat mudah menular.
Sehingga jika kita kurang selektif dalam memilih pergaulan, sedangkan diri kita
tidak memiliki komitmen yang kuat untuk membentengi diri dari segala bentuk
kemaksiatan, maka kita juga akan terjerumus dalam comberan dosa. selain itu,
godaan-godaan banyak bermunculan dalam wujud kenikmatan-kenikmatan sesaat. Nabi
telah memberikan gambaran godaan syetan dalam sabda beliau:
حُـفَّتِ الْجَـنَّـةُ
بِاالْمَـكَارِهِ وَحُـفَّتِ النَّـارُ بِاالشَّـهَـوَاتِ (رواه أحمـد)
“Surga itu dikelilingi oleh hal-hal yang
dibenci oleh nafsu , sedangkan neraka dikelilingi oleh hal-hal yang disenangi
nafsu” (HR. Ahmad)
Oleh karena itu, para ulama salafusshalihin memberikan salah satu
resep dalam terapi Tombo Ati dengan petuah “ning wong soleh kembulono”,
artinya seyogyanya kita bergaul dengan orang – orang salih, yakni orang-orang
yang mampu menjaga keseimbangan hubungan
baik dengan Allah, dengan dirinya sendiri, dengan masyarakat dan alam sekitar.
Di akhir khutbah singkat ini, mari kita hitung kembali kadar
ketakwaan kita kepada Allah. Seberapa takutnya Kita kepada Allah sehingga
banyak amal ibadah yang kita kerjakan. Atau sebaliknya, seberapa lancang dan
beraninya kita terhadap Allah sehingga bertumpuk-tumpuk kemaksiatan yang kita kerjakan.
Tidak perlu menunggu moment tahun baru, baik hijriyah maupun masehi untuk
sekedar membuat suatu janji atau komitmen untuk memperbaiki diri menjadi lebih
baik. Karena usia kita di dunia tidak lama dan ajal dapat menjemput setiap
saat. والله
المـستـعــان
بــارك
الله لي ولـكم في الـقـرءان
الـعـظــيم ونفـعـني وإيــاكم بـمــا فيـه مـن الأيـات وذكـــر الـحـكـيــم وتقـبـل مـنــي ومنــكم
تـلاوته إنـه هو السـمــيع الـعـلــيم
الحمد
لله حمدا كمـا أمـر. أشـهـد أن لاإله إلا الله وحـده لا شـريك له إرغـامــا لمــن
جحـد بـه وكـفر. وأشـهـد أن مـحمــدا عـبـده ورسـوله سـيد الخــلائق والـبشــر.
أللهم صل وسلم على سيدنا ومولـنــا محــمد وعلى أله وأصحــابه صلاة وسلامـا
دائميـن متـلازمـين إلى يوم المـحـشر.
أمــا
بعـد فيــا أيهــاالحــاضـرون اتـقـوا
الله حق تقــاته فقـد فـاز المـتقــون وحــافظـوا
على الـطـاعة وحضـور والجمـاعة. واعلمــوا أن الله تعــالى أمركـم بـدأ
فيـه بنفســـه وثنــى بالمـلائــكة المسبـحة لقـدســه ولم يـزل قـائـلا
عليــما إن الله وملائـكته يصلــون على
النـبي يــاأيـها الذيـن أمنــوا صلــوا
عليــه وسلمــوا تسليـــمــا. أللــــــــهم صل على سيـدنـا محمــد و على أل
سيـدنـا محمــد. كمــا صليت على سيــدنا
إبراهيــم وعلى أل سيــدنا إبراهيــم في العــالمين إنك حميــد مجيـد. وارض عن أصحـاب رسـول الله أجمعــين أبي بكر وعمـر
وعثمــان وعلي وعن سـتة المتـمــات للعشــرة الكــــرام وعنــا معــهم بـرحمتـــك يـا أرحم الراحميـن.
أللـــهم
اغفــر للمسـلميـن والمسلمـــات
والمؤمنيـن والمؤمنــات الأحيــاء
منـهم والأموات إنك سميع قـريب مجيب الـدعـوات
وغـافر الـذنوب والخـاطيئـات. اللــهم أعـز الإسلام والمسلميـن. وأهلك
الكـفرة والمشركــين وأعل كلمـتك إلى يوم الـدين.
أللهم ءامنــا في دورنــا وأصلح ولاة
أمـورنـا واجعل اللــهم ولايتنــا
فيـمن خــافك وتقــاك وتجـري فيها أحكامك وسنــة رســولك.
ربنــا أتنــا في الـدنيا حسنــة وفي
الأخـرة حسنــة وقنــا عـذاب النــار.
عبــاد
الله إن الله يأمركم بالعــدل والإحســان وإيتــاء ذي القــربى وينهــى عن
الفحشــاء والمنكر والبغي يعيـظكم لعــلكم
تـذكرون. فاذكرواالله يذكركم واســألوا من فضلـــه يعطـكم واشكــروا على نعمـه يزدكم ولذكـر الله أكبـر.
Posting Komentar