الْحَمْدُ للهِ الَّذِي جَـعَـلَ الْجَـنَّــةَ دَارَ
الْأَسْخِـيَاءِ . اَشْهَدُ أَنْ لَااِلَـهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ
لَهُ الَّذِي يُـنَزِّلُ الـرَّحْمَـةَ وَالْـبَـلَاءَ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّـدَنَا مُحَمَّدًا
عَبْـدُهُ وَرَسُولُهُ سَيِّـدُ الْفُقَرَاءِ وَالْأَغْنِـيَاءِ . أَللَّهُمَّ
صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى ألِهِ وَصَحْبِهِ
إِلَى يَـوْمِ لَا يَنْفَعُ فِـيْـهِ الْأَمْوَالُ وَالْأَبْنَاءُ . أَمَّابَعْـدُ, فَيَاعِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّـايَ بِتَقْوَى
اللهِ. إِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ فَقَدْ فَـازَ الْمُـتَّقُونَ. فَقَـدْ قَـالَ
اللهُ تَعَـالَى فِي كِتَابِهِ الْكَرِيـمِ: أَرَأَيْتَ الَّذِيْ يُكَذِّبُ
بِالدِّيْنِ . فَذَالِكَ الَّذِيْ يَدُعُّ الْـيَـتِيمَ. وَلَا يَـحُضُّ عَـلَى
طَعَامِ الْمِسْكِيْنِ. فَوَيْلٌ لِـلْمُصَلِّـيْنَ. الَّذِيْنَ هُمْ عَنْ
صَلَاتِهِمْ سَاهُوْنَ. الَّذِيْنَ هُمْ يُـرَاؤُنَ. وَيَـمْنَعُوْنَ الْمَاعُوْنَ.
Hadirin jama’ah Jum’at yang dimuliakan Allah Swt.
Pada
kesempatan yang penuh barokah ini, mari
kita tingkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan kita terhadap Allah Swt. dengan
menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya, agar agama
Islam yang kita ikuti ini, bukan sekedar identitas semata, namun telah mendarah
daging sehingga nilai-nilai dan ajaran Islam benar-benar menjadi akhlak dan
perilaku kita sehari-hari.
Sidang Jum’at
yang berbahagia,
Dalam Q.S. Al-Ma’un
Allah telah memberikan rincian ciri-ciri/tanda-tanda orang yang hanya menjadikan
Islam sebagai identitas saja, namun sebenarnya dia mendustakan
ajaran-ajarannya.
أَرَأَيْــتَ الَّـذِيْ يُـكَــذِّبُ
بِــالـدِّيْـنِ ؟ فَــذَالِكَ الَّــذِيْ يَــدُعُّ
الْـيَـتِـيــمَ.
“Tahukah kamu, orang yang mendustakan
Agama? “Mereka itulah yang menghardik anak yatim”(QS. Al-Ma’un: 1)
Anak yatim
dalam perspektif agama Islam adalah anak yang belum berusia baligh dan telah
ditinggal wafat oleh ayah biologisnya. Kurangnya kasih sayang, perlindungan dan
tanggungan dari seorang ayah, seharusnya mendorong kita untuk mengasihi anak
yatim. Rasulullah Saw bersabda:
أَنَـا وَكَافِـلُ الْيَـتِـيـمِ فِـيْ الْـجَـنَّـةِ
هَـكَـذَا. وَأَشَـارَ بِـالسَّـبَـابَـةِ وَالْـوُسْـطَى وَفَـرَّجَ
بَيْـنـهُـمَـا شَـيْـئًـا (رواه الـبـخـاري)
“ Aku dan orang yang
memelihara anak yatim berada
dalam surga seperti ini, beliau mengisyaratkan dengan jari telunjuk dan jari
tengah dan merenggangkannya.” (HR.
Bukhori)
Orang
yang menyia-nyiakan anak yatim apalagi bersikap kasar kepadanya bahkan memakan
harta anak yatim secara zholim merupakan golongan orang yang mendustakan agama Islam.
Hadirin sidang Jum’at, yahdikumullah.
Ciri-ciri
yang kedua yaitu orang-orang yang bakhil terhadap golongan fakir miskin
sebagaimana disampaikan dalam ayat berikutnya:
وَلَا
يَـحُــضُّ عَـلَى طَعَـامِ الْـمِـسْـكِيْـنِ.
“Dan tidak menganjurkan untuk memberi makanan kepada orang miskin” (QS. Al-Ma’un: 3)
Tidak semua
manusia memiliki taraf hidup yang serba
berkecukupan. Di antara kita, masih banyak orang yang hidup miskin bahkan
fakir. Kesenjangan sosial ini hanya dapat diatasi dengan sikap kepedulian
sosial dengan gerakan sadar bershadaqoh dan gerakan sadar zakat. Diriwayatkan
dari Abi Hurairah r.a, Rasulullah Saw bersabda:
الـسَّـخِـيُّ قَـرِيْـبٌ مِـنَ اللهِ
قَـرِيْـبٌ مِـنَ الْـجَـنَّـةِ قَـرِيْـبٌ مِـنَ النَّـاسِ بَـعِـيْـدٌ مِـنَ
النَّـارِ . وَالْـبَـخِـيْـلُ بَـعِـيْـدٌ مِـنَ اللهِ بَـعِـيْـدٌ مِـنَ
الْجَـنَّـةِ بَـعِـيْـدٌ مِـنَ النَّـاسِ قَـرِيْـبٌ مِـنَ النَّـارِ (رواه الترمـذي)
“Orang yang dermawan
dekat dengan Allah, dekat dengan surga, dekat dengan manusia dan jauh dari
neraka, sedangkan orang yang bakhil jauh dari Allah, jauh dari surga, jauh dari
manusia dan dekat dengan neraka” (HR. Tirmidzi)
Hadirin jama’ah
jum’at, ’alaikum bitaqwallah.
Ciri-ciri yang ketiga adalah orang-orang yang
lalai dalam menjalankan shalat:
فَـوَيْـلٌ لِـلْمُــصَـلِّـيْــنَ. الَّــذِيْـنَ
هُمْ عَنْ صَـلَاتِـهِمْ سَــاهُوْنَ.
“Maka
celakalah bagi orang-orang yang menjalankan shalat, yaitu mereka yang lalai
dalam shalatnya”(QS. Al-Ma’un: 4)
Pada
hakikatnya, sholat adalah ritual komunikasi antara seorang hamba dengan Allah
sang Maha Pencipta. Sebuah komunikasi tidak
dapat berfaidah jika pikiran dan hati kita dalam kondisi lalai, tidak
benar-benar terkonsentrasi pada Allah yang sedang kita sembah. Raga kita
melakukan shalat, namun jiwa kita gentayangan ke arah yang tidak jelas. Khusyu’
adalah ruh dalam ibadah shalat. Khusyu’ memang sulit, namun paling tidak bisa
kita latih dan kita upayakan secara bertahap dengan mencoba untuk memahami
makna bacaan dan gerakan shalat.
Para
mufassirin juga menafsirkn lalai dalam shalat adalah sengaja mengakhirkan shalat dari waktu yang telah
ditentukan tanpa adanya udzur syar’i atau alasan yang dibenarkan menurut
syariat. Padahal Nabi bersabda “Amal yang paling utama adalah shalat tepat
pada waktunya”. Saat panggilan shalat dikumandangkan, marilah sejenak kita
hentikan aktifitas duniawi untuk menghadap Allah Swt, karena kehidupan dunia
dan akhirat kita ada dalam kekuasaan Allah.
Sidang
Jum’at, rahimakumullah.
Kemudian ciri-ciri yang keempat adalah
orang-orang suka berbuat riya’/pamer:
الَّــذِيْـنَ
هُمْ يُــرَاؤُنَ.
“Mereka yang
suka berbuat riya”(QS. Al-Ma’un: 5)
Riya atau pamer adalah penyimpangan niat ibadah kepada selain
Allah. Lawan dari riya’ adalah ikhlas,
yakni memurnikan tujuan ibadah hanya untuk Allah. Ikhlas merupakan ruh dari
Ibadah, tanpa keikhlasan, ibadah seperti halnya mayat. Imam al-Ghazali r.a.
pernah berkata:
“Semua manusia adalah celaka, kecuali orang yang berilmu.
Dan semua orang yang berilmu adalah celaka, kecuali orang yang beramal. Dan
semua orang yang beramal adalah celaka , kecuali orang yang ikhlas. Dan orang yang ikhlas masih dibayangi
oleh kekhawatiran (apakah amalnya diterima oleh Allah atau tidak)”
Hadirin jama’ah
Jum’at yang berbahagia,
Adapun ciri-ciri orang yang mendustakan agama
yang terakhir adalah mereka yang tidak mau menolong atau membantu terhadap
orang lain
وَيَـمْـنَـعُـوْنَ
الْـمَــاعُـوْنَ.
“Dan enggan untuk memberikan bantuan”(QS. Al-Ma’un: 6)
Kebaikan seseorang dapat diukur dari seberapa
banyak manfaat yang dapat dia berikan untuk orang lain, baik dalam bentuk
materi, tenaga, pikiran dan sebagaiya, sesuai dengan sabda Rasul:
خَـيْـرُ
الـنَّــاسِ أَنْـفَـعُـهُـمْ لِلـنَّــاسِ
“Sebaik-baiknya manusia adalah orang yang palig bermanfaat bagi
orang lain”
Hadirin
jama’ah Jum’at, rahimakumullah.
Demikianlah khutbah yang dapat khotib sampaikan, semoga Allah senantiasa memberikan pertolongan-Nya kepada
kita agar kita mampu untuk menjadi
muslim seutuhnya hingga ajal menjemput, mati dalam kondisi iman dan Islam.
Amiin.
بـَـارَكَ اللهُ لِي وَلَـكُمْ فِي الْـقُـرْءَانِ الْـعَـظِــيْمِ وَنَفَـعَـنِي وَإِيَّــاكُمْ بِـمَــا فِيـْهِ مِـنَ اْلأيَـاتِ وَذِكْـــرِ الْـحَـكِـيْــمِ وَتَقَـبَّـلَ مِـنِّــي وَمِنـْـكُمْ تِـلَاوَتَهُ
إِنَّـهُ هُوَ السَّـمِــيْعُ الْـعَـلِــيْمُ.
Posting Komentar