KHUTBAH PERTAMA 

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَركَاَتُهُ 

 (3x) اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ

اَللهُ أَكْبَرْ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً، لَاإِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ، صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ، لاَإِلهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَللهِ اْلحَمْدُ 

اَلْحَمْدُ للهِ الْقَائِلِ 

لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ ¤ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَقُلْ حَسْبِيَ اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ 

وَأَشْهَدُ أّنْ لَاإِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ نَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ ، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ

أَمَّا بَعْدُ، فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ وَأَحَثُّكُمْ عَلَى طَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ.

Para hadirin sholat id yang dirahmati Allah... 

Yaumun nahr atau hari raya idul adha, adalah hari yang sangat mulia, sehingga Nabi Muhammad menyamakan kemuliaan hari ini dengan kemuliaan manusia dan segala milik mereka seperti yang disebutkan dalam salah satu hadits shohih bukhori. 


Kemuliaan manusia pada hakikatnya melebihi bumi dan segala isinya, karena posisi manusia adalah kholifah atas segala sesuatu yang berada di bumi.

Dalam kenyataan, kemuliaan selalu berbanding lurus dengan tanggung jawab, seperti upah yang selalu berbanding lurus dengan beban kerja yang diterima. Sehingga dengan besarnya kemuliaan mereka, besar pula tanggung jawab yang harus ditanggung. Dan dzolimlah mereka, orang yang tidak mau bekerja sesuai tugasnya, namun tetap meminta upahnya. 

Satu dari sekian banyak tugas manusia adalah menjaga bumi dari kerusakan. Kerusakan tidak melulu soal kerusakan alam, namun kerusakan juga soal kerusakan sosial, dan kerusakan moral. 

وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً

Ketika Tuhanmu berkata kepada malaikat; "aku menciptakan manusia di bumi sebagai kholifah".

Hadirin sholat id yang dimuliakan Allah.. 

Dalam tafsirnya, syekh syarqowi, mengatakan bahwa sudah seharusnya seorang muslim merasakan kebahagiaan pada hari raya idul adha. Adapun tentang bagaimana cara yang paling tepat untuk merefleksikan kebahagiaan, beliau mengatakan bahwa tidak ada cara lain yang lebih tepat dalam menunjukkan kebahagiaan karena datangnya idul adha selain dengan melakukan berbagai macam bentuk ketaatan kepada Allah. 

Pada era ini, tiadalah ada ketaatan yang lebih penting daripada menjaga masyarakat dari kerusakan sosial dan moral yang semakin kencang melanda di berbagai sisi kehidupan kaum muslim.

Bukan berarti sholat berjamaah itu tidak penting, bukan berarti berpuasa itu tidak penting, dan bukan berarti sedekah itu tidak penting. Namun, apalah artinya musholla kita penuh dengan jamaah, apalah artinya kotak amal masjid kita dipenuhi sedekah, jika kelak generasi penerus kita hidup dalam lingkungan sosial yang moralnya hancur karena ketidakbecusan kita sebagai generasi masa ini. 

إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ

"Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum, kecuali kaum itu sendiri yang merubahnya".

Hadirin sholat id yang dimuliakan Allah.. 

Pada hari raya idul adha, telah disyariatkan pada kita ibadah qurban. Qurban, selain merupakan sedekah ia juga merupakan simbol tentang bagaimana seharusnya manusia berjuang sebagai kholifatullah di muka bumi. Hal ini bisa kita lihat dari bagaimana totalitas Nabi Ibrohim dan nabi ismail dalam menunaikan perintah Allah, bagaimana kerelaan nabi ibrohim melepaskan sesuatu yang sangat berharga baginya, tentang bagaimana nabi ismail yang tidak lagi peduli dengan kesenangannya bermain-main sebagai seorang anak kecil. 

Dalam konteks keindonesiaan zaman ini, Perjuangan dalam menjaga umat dari kerusakan adalah hal sangat berat. Perjuangan ini adalah perjuangan yang memerlukan partisipasi dari semua lapisan masyarakat. Dari para awam hingga para ulama, dari masyarakat sipil hingga para birokrat. Perjuangan ini merupakan sebuah ibadah yang mengharuskan kita berqurban menyembelih keegoisan, rasa acuh tak acuh, dan individualisme yang selama ini secara tidak sadar telah kita pelihara di dalam jiwa kita. 

Membunuh perasaan-perasaan negatif seperti itu akan memberi kesempatan bagi empati, tenggang rasa, dan rasa saling memiliki diantara kita dan orang-orang yang berada di sekitar kita untuk tumbuh. 

تَرَى المُؤْمِنِينَ فِي تَرَاحُمِهِمْ وَتَوَادِّهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ، كَمَثَلِ الجَسَدِ، إِذَا اشْتَكَى عُضْوًا تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ جَسَدِهِ بِالسَّهَرِ وَالحُمَّى (رواه البخاري ومسلم)

"Kamu melihat kaum mukminin dalam hal sayang menyayangi, cinta mencintai, dan kasih mengasihi, bagaikan satu tubuh, jika ada salah satu anggota tubuh yang mengeluh (sakit), maka anggota-anggota tubuh lainnya ikut merasakannya dengan tidak bisa tidur dan merasa demam”. (HR.  Bukhari dan Muslim).

Hadirin sholat id yang dimuliakan Allah.. 

Sebagaimana Nabi Ibrohim dan Nabi ismail lakukan dahulu, sekarang sudah saatnya kita bangkit, bersama sama merapatkan barisan menjalankan salah satu perintah Allah sebagai kholifah. 

Saat ini, di sekitar kita sudah mulai menjalar kerusakan-kerusakan, yang dengan pesatnya menutupi langit kota dengan kegelapan. Narkoba, Kriminalitas, Pelacuran, Perjudian, dan berbagai macam bentuk kemaksiatan sudah seakan mulai wajar di mata kita. Meskipun untuk saat ini setidaknya hati kita masih merasa gundah dengan keadaan yang terjadi, tapi bagaimana anak cucu kita nanti? Bisa saja mereka akan menganggap wajar maksiat tidak hanya di mata, namun juga di hatinya. 

قال ابن مالك في الفيتِه؛

و الثاني منقوص ونصبه ظهر - و رفعه ينوى كذا ايضا يجر

Naudzubillah.

Hadirin sholat id yang dimuliakan Allah... 

Jangan sekali-sekali kita semua merasa telah lepas dari kewajiban sebagai hamba hanya karena telah sholat.

Jangan sekali-sekali kita semua merasa telah lepas dari kewajiban sebagai orang tua hanya karena menyekolahkan atau memasukkannya ke pesantren.

Jangan sekali-sekali kita semua merasa telah terlepas dari kewajiban seorang ulama hanya karena telah mengajar di musola-musola, pesantren-pesanten, dan masjid-masjid.

Karena sesungguhnya Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa salam dan para sahabatnya, baik yang kaya, baik yang miskin, baik yang cerdas, baik yang tidak begitu cerdas, baik yang kuat badannya, baik yang lemah tubuhnya, semuanya berkorban mempertaruhkan harta, kekuasaan, hingga darah mereka. 

Semoga hari ini dan seterusnya, Allah selalu mencurahkan rahmatNya kepada kita, sehingga kita semua semakin bernurani, semakin berempati, semakin peduli, semakin sadar, tentang bagaimana pentingnya peran kita semua, tidak terkecuali, dengan keadaan bumi, terkhusus lingkungan di sekitar kita.

عِبَادَاللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فِي هذَا الْعِيْدِ السَّعِيْدِ، وَأَحَثُّكُمْ عَلَى طَاعَتِهِ، فَمَنْ أَطَاعَهُ فَهُوَ السَّعِيْدُ وَمَنْ أَعْرَضَ وَتَوَلَّى فَهُوَ فِي الضَّلاَلِ الْبَعِيْدِ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِي وَلَكُمْ وَلِجَمِيْعِ الْمُسْلِمِيْنَ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.


KHUTBAH KEDUA

اللهُ أَكْبَرُ (٣x) اللهُ أَكْبَرُ (٣x) اللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ 

الحَمْدُ لِلّٰهِ الْمَلِكِ الدَّيَّانِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ سَيِّدِ وَلَدِ عَدْنَانَ، وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَتَابِعِيْهِ عَلَى مَرِّ الزَّمَانِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ الْمُنَـزَّهُ عَنِ الْجِسْمِيَّةِ وَالْجِهَةِ وَالزَّمَانِ وَالْمَكَانِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ كَانَ خُلُقَهُ الْقُرْآنُ 


أَمَّا بَعْدُ، فَأُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللّٰهِ عَزَّ وَجَلَّ وَاتَّقُوا اللهَ تَعَالَى فِي هَذَا الْيَوْمِ الْعَظِيمِ، وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ الطَّيِّبِيْنَ، وَارْضَ اللّٰهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ، أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ، وَعَنْ سَائِرِ الصَّحَابَةِ الصَّالحينَ 

اللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيعٌ قَرِيبٌ مُجِيبُ الدَّعَوَاتِ، اللّٰهُمَّ اجْعَلْ عِيدَنَا هَذَا سَعَادَةً وَتَلاَحُمًا، وَمَسَرَّةً وَتَرَاحُمًا، وَزِدْنَا فِيهِ طُمَأْنِينَةً وَأُلْفَةً، وَهَنَاءً وَمَحَبَّةً، وَأَعِدْهُ عَلَيْنَا بِالْخَيْرِ وَالرَّحَمَاتِ، وَالْيُمْنِ وَالْبَرَكَاتِ، اللّٰهُمَّ اجْعَلِ الْمَوَدَّةَ شِيمَتَنَا، وَبَذْلَ الْخَيْرِ لِلنَّاسِ دَأْبَنَا، اللّٰهُمَّ أَدِمِ السَّعَادَةَ عَلَى وَطَنِنَا، وَانْشُرِ الْبَهْجَةَ فِي بُيُوتِنَا، وَاحْفَظْنَا فِي أَهْلِينَا وَأَرْحَامِنَا، وَأَكْرِمْنَا بِكَرَمِكَ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً، وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ، وَأَدْخِلْنَا الْجَنَّةَ مَعَ الْأَبْرَارِ، يَا عَزِيزُ يَا غَفَّارُ

عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ، وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ، عِيْدٌ سَعِيْدٌ وَكُلُّ عَامٍ وَأَنْتُمْ بِخَيْرٍ


Oleh : 

Gus Muhammad Shidiqi Maulana 

Alumni Manba'ul Ulum Kajen Pati jateng



Post a Comment

Lebih baru Lebih lama